Di tengah keluh kesah,penderitaan,kekurangan,kefakiran, sakit yang tiada sembuhdan kemiskinan yang tiada ujung pangkal,maka tepat sabda baginda Nabi Muhammad bahwa fakir itu dekat dengan kufur. hati menjerit,memberontak tak tentu arah. Sholat ? Ya memang,namun tiada khusuk. Berdoa ? Ya juga namun tiada keyakinan.
Coba bayangkan ini. Istri anda cemberut,sedih,gunda gulana. Anak yang kecilmenangis minta susu. Anakyangsekolah butuh uang saku. Barang dapur habis. Hutang sudah menumpuk. Kerja ?Sudah kesana kemari mencari tapitak kunjung dapat. Usaha niaga? Sudah mencoba tapi bangkrut. Bukankah seperti neraka dunia ?
Atau anda yang gerogoti penyakit yang tiada kunjung sembuh. Sudah berobat ke dokter,sinshe,dukun,kiai tapi tak ada hasil.
Apakah ini yang namanya sial? Atau sangkal / apes atau apa sajalah namanya ? Atau jangan-jangan takdir ? Eit tunggu dulu !
Coba kita diam sejenak. Renungkan firman Allah dalam Alquran surah 65 Ath-tholaq akhir ayat kedua. Allah berfirman,"Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah maka niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dari kesulitan". Maknanya yang sakit menjadi sembuh,yang susah menjadi bahagia, yang miskin menjadi berkelimpahan. Masalahnya betulkah itu terjadi pada kita ?
Apakah yang salah pada kita ini ? Barangkali anda sudah merasa taqwa yaitu menjalankan perintahnya dan menjahui larangannya,tapi masih juga belum ada jalan keluar. Ada satuhal yang kita lupakan sebenarnya. Apa itu ? Taqwa mengandung pengertian ikut atau manut atau patuh pada sunatullah.
Nah ini dia. Patuh pada sunahNya. Salah satu sunahNya dapat kita jumpai keterangannya dalam Hadis Qudsi,yaitu Allah berfirmanbahwa " Ana 'inda dloni 'abdii" yang artinya " Aku ( ALLAH ) ada dalam prasangka hambaKu atau Aku mengikuti prasangka hambaku." Jelasnya jika kita merasa bahwa Dia itu sayang pada kita pasti Dia sayang pada kita. Sebaliknya jika kita merasa bahwa Dia itu pelit, wah pasti pelit jadinya. Jadi hati-hati lho!
Disinilah kita temukan jawabannya, yaitu pengembangan atau olah kemampuan rasa / emosi ( sir,arab) dan spiritual kita. Sebab apa? Sebab letak prasangka, keyakinan dan energi ilahiyah itu memang dalam kedalaman rasa atau emosi dan spiritual kita. Akal fikiran dan gerak fisik kita tinggal mengikuti saja. (bersambung artikel akan datang ).
Last Updated
2019-01-28T07:23:40Z
KOMEN DENGAN FORMAT BLOGGER :
Posting Komentar
Postingan Populer
-
Minyak Telor Rahasia Obat Awet Muda Tulisan ini adalah cuplikan kesaksian nyata dari blog tetangga yang saya sajikan ulang kembali, demiki...
-
Anda tahu bekatul kan ? Nggak tahu...sungguh terlalu !!! Ya, bekatul adalah limbah beras. Gabah yang digiling akan menghasilkan limbah berup...
-
Sejarah pemaknaan terhadap konsep sedulur papat limo pancer dalam khasanah Nusantara berkembang terus sesuai peradaban zaman. Mulai dari za...
-
Hampir di tiap upacara adat selamatan adat Jawa selalu menyertakan yang namanya 'BUBUR SENGKOLO' yaitu bubur beras yang dicampu...
-
Salah satu ujaran dalam falsafah Jawa dikenal dengan istilah CAKRA MANGGILINGAN. Cakra artinya lingkaran atau sesuatu yang serupa rod...